Siapa sangka, anak seorang penjual pedagang kantin di sekolah bisa meraih mimpinya kuliah di luar negeri hingga menjadi peneliti di Eropa. Ia adalah Agust Siregar, alumni SMA Unggulan CT Arsa Foundation.
Laki-laki berusia 25 tahun ini sekarang tengah menyelami kariernya sebagai peneliti. Ia sedang memulai perjalanan barunya sebagai PhD Researcher di Eropa.
Bagaimana Agust bisa meraih hal itu? Simak kisah perjalanannya berikut!
Baca juga: Mahasiswa Asal Bangladesh Lulus Cum Laude S2 dengan IPK 3,87 di UNSBaca juga: Anak Penjual Lontong Sayur Juara 2 Inovasi Atasi Masalah Tata Ruang Kota SemarangDapat Beasiswa CT Arsa FoundationAgust adalah sosok yang berprestasi sejak sekolah. Ia menempuh pendidikan di SMA Unggulan CT Arsa Foundation lewat beasiswa pada 2014.
"Sekolah ini menawarkan sistem boarding school, sehingga kami benar-benar dibina dalam lingkungan yang baik," ungkap Agust dalam keterangan resminya, Rabu (30/10/2024).
Untuk masuk ke SMA tersebut, Agust harus melalui proses seleksi yang cukup ketat. Dari ribuan pelamar, ia lolos menjadi salah seorang dari 100 penerima beasiswa CT Arsa pada 2014.
Selama di SMA, Agust aktif mengikuti perlombaan dan meraih juara. Seperti Juara 1 Olimpiade Sains Sekolah IMF USU 2016 tingkat Sumatera Utara dan Juara 1 Science Competition Expo 2016 untuk wilayah Sumatera Bagian Utara.
Masuk ITB-University College LondonPrestasi tersebut pun kemudian membawa Agust bisa lolos ke Institut Teknologi Bandung (ITB) lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau saat ini dikenal sebagai Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Agust juga kuliah di ITB lewat beasiswa KIP Kuliah.
Tak cuma saat SMA, Agust juga aktif ikut perlombaan saat dirinya sudah kuliah. Ia pernah meraih medali perak di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun 2020. Selain itu, ia juga meraih medali emas dalam kompetisi Bioinformatic and Synthetic Biology (BIOS) 2020.
Setelah lulus dari ITB, Agust lalu melanjutkan studi S2 di University College London (UCL) dengan mengambil bidang Synthetic Biology.
Kegemarannya mengikuti lomba sains masih ia lakukan saat S2. Agust meraih Gold Medalist dan Best Proposal Project dalam Global Open Genetic Engineering Competition (GOGEC) 2024, serta VaxHub Prize untuk proyek terbaik di bidang Synthetic Biology.
Jadi Peneliti Lewat Beasiswa Marie CurieSaat ini, Agust tengah memulai karier barunya sebagai PhD Researcher di Eropa. Ia mendapat kesempatan lewat beasiswa Marie Curie.
Agus fokus meneliti bidang RNA-based therapeutics. Menurut Agust, bidang tersebut berpengaruh besar terhadap pengambangan obat-obatan.
"Saya merasa masih butuh banyak belajar untuk mendalami bidang ini. Studi doktoral di luar negeri adalah langkah tepat untuk belajar lebih dalam, melakukan riset mandiri, dan membangun koneksi yang lebih luas," jelasnya.
Agust berharap dapat menyelesaikan pendidikan doktoralnya dengan baik. Sebagai mahasiswa PhD, Agust dituntut dapat mempublikasikan artikel ilmiah dan menghasilkan satu paten.
Video: Polemik Mahasiswa ITB Penerima Beasiswa UKT Diwajibkan Kerja Paruh Waktu